Friday, July 10, 2009

What I’ve learned from serving in the youth ministry


Some brief history about my ministry life before I serve in RYC (Relevant Youth Church). I’m a typical church musician. What I know during that time is, playing drums atau pelayanan mimbar adalah pelayanan utama gereja..yang lain-lain tu nda penting, bahkan bukan pelayanan yang sesungguhnya. Basically I’m a typical narrow minded, pemuzik gereja yang berpandangan sempit. Itu dahulu, 14 years ago…thank God He love me and renewed me. I start to serve in church as musician when I’m 15 years old..so u guys can guess my age..haha .

Anyway, when it comes to youth ministry, what I see is a bunch of youth having a service like normal Sunday service but added with games, casual outfit, slightly heavy music and you can jump (IF your church allow such things!) So, that’s how I see the youth ministry. Itu dahulu. Coming to KL, serving in the same church since 1999 until now, I have no interest in the youth ministry because I see it as a boring ministry..sekadar memenatkan ja dan saya sendiri tidak terlibat didalam youth ministry pada waktu itu..kalau terlibat pun, sebagai pemuzik ja..biasalah, “orang-orang seni” di gereja ni kan macam artis, datang bila dijemput untuk nyanyi-nyanyi…hahaha..kalau yang tersinggung tu, bertobatlah..kalau anda yang ketawa tu, puji Tuhan, kita semua pernah melalui zaman2 itu sebelum bertobat dulu.

Fast forward the years, gereja kami tahun 2007 dimentor dan ingin saya katakan, RYC bermula dan tetap bertahan pada hari ini kerana campur tangan Tuhan melalui mentoring di gereja kami. Ntah kenapa, sebelum mentoring masuk, sebelum Relevant Youth Church ada, saya diangkat jadi youth leader gereja. Siapa yang tidak hairan? Saya sendiri hairan sebab saya sendiri tidak pernah terfikir untuk jadi pemimpin. Namun kerana kemurahan dan anugerah Tuhan lah saya ada pada hari ini sebagai leader yang Tuhan percayakan bagi memimpin Relevant Youth Church. Anyway, the details about how I become a youth leader you can ask when we meet la ya.
Anyway, I doesn’t have yearssss of experience in youth ministry. 2 tahun setengah ja pengalaman bah. Tapi saya sangat sangat sangat bersyukur pada Tuhan kerana dalam 2 tahun lebih saya melayani sebagai youth leader, Tuhan membuka hati saya, pemimikiran saya, mengubah hidup saya bahkan, perspektif saya mengenai pelayanan turut berubah. Ingin saya kongsikan apa yang saya pelajari sewaktu melayani di RYC.


1) Youth ministry is about RELATIONSHIP
I realize that youth ministry is not only about wearing funky casual outfit for service, it’s not about playing heavy music and jump to it, not even playing games or the ice breaker. Hey! Youth di luar sana yang tidak kenal Tuhan pun melakukan hal yang sama. That is a very narrow view of youth ministry if you look it that way. As I mention in my previous post, youth ministry is about RELATIONSHIP. VERTICAL RELATIONSHIP (Me & GOD) and HORIZONTAL RELATIONSHIP (Me & the people around me) seperti dalam Matius 22:37-40. The music, concerts, games etc. is just some “accessories” of youth ministry..penting, namun bukan yang terpenting.

2) Youth ministry is about being RELEVANT

As I mention in my previous post (CONTEMPORARY vs RELEVANT). Most of churches think that having the latest hi-tech sound system and music instrument is relevant. Some might think that having lots of activities is relevant. Apa yang saya pelajari, youth ministry yang relevant adalah pelayanan yang memenuhi keperluan youth itu sendiri. Masih ingat Hirarki Maslow (Hirarki Keperluan manusia)? Youth ministry is about being God’s hand in meeting the youth’s need…bukan sekadar memenuhi keperluan rohani mereka. I believe all of us are created for a relationship.

3) Youth minister serves throughout the season
Maksudnya, apapun keadaan yang kita lalui, kita harus tetap konsisten dan bersemangat dalam melayani anak-anak muda ini. Dalam kata lain, setiap yang melayani di youth ministry adalah orang yang TIDAK melayani dengan mood-moodnya. Kalau moodnya hari tu baik, bersemangatlah dia melayani. Kalau moodnya tidak baik, tidak la tu bersemangat.

Now, what about someone who’re burnout? Obviously he/she need to rest…TETAPI…selalunya apa yang saya lihat orang-orang yang berehat dari pelayanan ni tidak dimonitor progress mereka oleh pastor/pemimpin gereja, dan youth leader yang burnout itu sendiri tidak mau submit dengan pemimpin mereka. This happen in most of our BM churches. Kurangnya follow up pada orang yang sudah burnout/jatuh. Makanya tidak hairan kalau orang yang sama burnout pada tahun-tahun berikutnya…burnout nya pun kerana hal yang sama.

Serving in the youth ministry kita harus bersandar pada kekuatan dan kemurahan Tuhan untuk tetap bersemangat melayani Dia dalam apapun keadaan. Saya sendiri pernah merasa mau berehat dari memikirkan RYC atau pelayanan lain, namun saya ingat bahawa saya ni hamba Tuhan…HAMBA TUHAN. Yang namanya HAMBA, mana boleh suka-suka berhenti dari pelayanan kan? So, we rest when God wants us to rest…He is the Master and we’re the servant.

4) 24-7
Praying for the youth 24 hours a day, 7 days a week. Pray for the youth in your church as much as possible…while driving, while watching tv, while reading, while in class...anywhere, pray for God’s covering upon the students in your church. That’s the responsibility of the youth leader…bukan sekadar sibuk mengatur program.

Oh btw, your phone need to be on 24 hours a day and please don’t put it on silent/vibrate mode unless you’re required so. Why is this important? This is from my experience, some of the youth will sms / call you around 2 or 4 in the morning. Telling their problems…cry over the phone..ask you to pray for them..even hal-hal yang kecil pun mereka akan hubungi kita. Why? Because they see us not only as leader…but as a friend, a brother…even as father. Bertobatlah kalau anda merasa itu hal yang membebankan. Being a youth leader, I’m seeing myself not only as a leader, but as a brother and father. So, 24-7 you make yourself available to your youth…of course you got work to do, but you got what I mean right?

5) Youth leader MUST have a BIG heart
Dalam RYC, saya belajar bahawa tiada istilah “saya bagi kau 3 peluang saja”. Anak-anak muda memang cenderung untuk buat kesilapan. Seperti dalam Amsal 22:15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan memgusir itu daripadanya”. Sewaktu mula-mula menjadi leader RYC, banyak sekali “kebodohan-kebodohan” yang melekat pada hati saya dan saya puji Tuhan, mentor-mentor, pemimpin-pemimpin dan teman-teman sepelayanan saya banyak menegur dan membantu saya.

So leaders, expect the unexpected. Kita memang mempunyai harapan yang tinggi pada anak-anak muda kita, namun kita harus tahu bahawa mereka juga spesis seperti kita yang pasti ada kelemahan. So, milikilah hati yang BESAR untuk menampung kelemahan dan kesalahan mereka. Ingat, seperti Yesus membenci dosa dan mengasihi orang yang berdosa, begitulah hendaknya kita membenci dosa generasi ini dan mengasihi mereka yang berdosa.

6) Youth leader always want others to improve
Ini yang saya pelajari pada tahun ini. Memberi dorongan dan sokongan (doa, moral & kewangan) kepada youth leaders dari gereja lain. Kita sama-sama melayani di ladangnya Tuhan, kalau hanya kita sabotaj/memburukkan/tidak menyokong pelayanan youth di gereja lain, bukan kah itu mementingkan diri sendiri?

Kita bermati-matian berdoa agar Tuhan melawat generasi muda di Negara kita yang terdiri daripada 14 buah negeri. Adakah gereja kita sendiri dapat menjangkau semua anak-anak muda di 14 buah negeri ni? We need TEAM! We need youth leaders from other churches to work together with us. Makanya kita perlu mendorong satu dengan yang lain dan saling me’network’kan diri agar generasi kita dapat mengenal Tuhan.

7) Youth leader connected to their pastor
Saya banyak mendengar keluhan dari kawan-kawan sepelayanan saya dari gereja-gereja BM yang lain. Mereka mengatakan bahawa pelayanan muda-mudi gereja mereka tidak diberi kebebasan untuk melakukan aktiviti. Ada 2 hal yang dapat saya perhatikan dari situasi seperti ini. Pertama, youth leader itu sendiri tiada hubungan bapa-anak dengan pastor mereka. Kedua, pastor mereka sendiri memiliki pemikiran yang lama (ini perlu kemurahan Tuhan dan doa-doa yang terus menerus ni).

Namun, selalunya masalah didapati pada hal yang pertama tadi. As a youth leader, I’m seeing my pastor not only as my pastor, but as my spiritual father, my mentor, my friend and my leader. We need to build the father-son relationship…build the trust. Bila ada hubungan, kepercayaan akan mulai timbul. Saya pernah melihat youth leaders yang sepertinya “allergic” dengan pastor mereka. Tidak tenang kalau duduk dekat…dalam kata lain, kepahitan sama pemimpin alias memberontak sama pemimpin. Nah, makanya tidak hairanlah kalau youth ministry di gereja mereka tidak maju, pemimpin youthnya sendiri tidak berada di bawah payung gereja (pastor gereja). So friends, kalau anda merasa bahawa Roh Kudus menegur anda di area ini, bertobatlah. Kongsikan visi anda kepada pastor anda dan dengar pastor anda menyatakan visi dan harapannya untuk pelayanan muda-mudi di gereja.

This is another long post of mine. But I hope you’ll be inspired by this as much as I’m get inspired by God while serving Him in RYC. Until then, have a blessed day.

2 comments:

  1. puji Tuhan sya sangat sangat ditegur melalui blog ni,to be honest im crying in my office now.Tuhan tahu kerinduan sya and He want me to know that im alone ^_^

    ReplyDelete
  2. i mean im not alone ^_^

    ReplyDelete